Sejarah berdirinya Ma’had Aly Kebon Jambu tak lepas dari peran Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) tahun 2017 silam yang dilaksanakan di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. Dengan sepak terjangnya sebagai musyawarah keagamaan yang ingin memerdekakan peran perempuan dan melepasnya dari belenggu patriarki yang seringkali meminggirkan peran perempuan, Ma’had Aly Kebon Jambu pun lahir dalam dedikasinya mengikuti prinsip tersebut. Karenanya, Ma’had Aly Kebon Jambu hadir membawa misi menjadi pusat kajian fikih dan ushul fikih dengan kaderisasi ulama perempuan berperspektif keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia, sebagaimana harapan yang disampaikan oleh KH. Marzuki Wahid selaku mudir.
Di Ma’had Aly Kebon Jambu kita dapat menemui pembelajaran yang titik fokusnya adalah kontekstualisasi kitab kuning yang berkeadilan bagi laki-laki dan perempuan, melihat kesetaraan gender antar keduanya dengan kacamata agama, sosial, budaya, politik, maupun kajiannya dengan filsafat atau teks-teks keagamaan. Hal itu menjadi sesuai dengan moto Ma’had Aly Kebon Jambu: Musawah (Equality), ‘Adalah (Justitia), Amanah (Integrity), yang berarti setara, adil, dan berintegritas.
Selain itu, memang terdapat beberapa ciri khas tersendiri di Ma’had Aly Kebon Jambu. Di antaranya ialah ruang kelas yang sederhana, keterkaitannya dengan pesantren sehingga seringkali mendidik mahasantri supaya produktif membagi waktu antara pengabdian di pondok dan pendidikan akademik, juga segala bentuk kesederhanaan lainnya. Meski demikian, dengan segala keterbatasannya, Ma’had Aly Kebon Jambu memiliki dosen-dosen yang cakap dan berkualitas dalam bidangnya. Beliau-beliaulah para guru intelektual, spiritual dan emosional. Ibu Nyai. Hj. Masriyah Amva sendiri, sebagai Pimpinan Pengasuh Pondok Kebon Jambu pun sepakat bahwa para dosen Ma’had Aly adalah orang-orang luar biasa yang memiliki semangat luar biasa yang ingin mendidik para mahasantrinya.
Dengan 4 tahun masa belajar di Ma’had Aly Kebon Jambu, bertepatan dengan tanggal 20 Agustus 2023 kemarin, para mahasantri angkatan ke-3 Ma’had Aly Kebon Jambu telah menjalani acara seremonial wisuda. Melalui acara wisuda tersebut, baik yang kemarin, sebelum-sebelumnya maupun seterusnya, ciri khas Ma’had Aly Kebon Jambu akan semakin terlihat. Dapat kita saksikan judul-judul risalah akhir yang disusun sedemikian rupa cermat dan kritis dengan semangat keadilan ingin mensejajarkan peran baik antara laki-laki dan perempuan, maupun antara yang kuat dan lemah. Hasil risalah akhir itu menunjukan bahwa Ma’had Aly Kebon Jambu siap menjadi perguruan tinggi dengan kekhasan melahirkan para wisudawan-wisudawati yang konsisten menjunjung Musawah, ‘Adalah, dan Amanah.
Di luar itu, baik dari panggung, ruang sidang senat, dan segala perangkat pelengkapnya terlihat amat sederhana. Namun sekali lagi, itulah Ma’had Aly Kebon Jambu. Di balik kesederhanaannya perguruan itu melahirkan para wisudawan-wisudawati yang Insya Allah cakap dan siap berkontribusi di ruang publik, sebagai apapun, yang telah memiliki bekal pemahaman mendalam terkait kebersamaan, kesetaraan, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi kemanusiaan.
Melalui acara wisuda ini juga kita semua dapat menyaksikan perjalanan Ma’had Aly Kebon Jambu dari tahun ke tahun. Dimulai dari berdirinya yang penuh perjuangan dan seringkali mendapat anggapan yang kurang menyenangkan, yang melihat Ma’had Aly Kebon Jambu sebagai perguruan tinggi, dengan keterbatasannya kurang memadai untuk dijadikan ranah pendidikan jenjang perkuliahan.
Padahal, meski memang Ma’had Aly Kebon Jambu belum memiliki fasilitas yang lengkap untuk sekelas perkuliahan, sebagai orang yang sadar akan pengetahuan, fasilitas bukanlah yang utama, sebab yang utama adalah keluasan cara pandang dan kemerdekaan pikiran. Menimba ilmu untuk membebaskan diri dari sikap intoleran dan pemikiran fanatik, sembari menimbang segala hal dari berbagai arah kacamata paradigma, semua itu bisa kita dapatkan di Ma’had Aly Kebon Jambu ini. Dengan bimbingan para dosen yang kiprahnya dalam ranah publik tak diragukan lagi, baik sebagai tokoh agama, anggota dewan, pengkader maupun pembangun yang saling bergadengan tangan menyerukan nilai-nilai kemanusiaan dan bersama-sama menciptakan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Penulis ingin menegaskan lagi bahwa para dosen Ma’had Aly Kebon Jambu adalah motivator entah di ruang kelas maupun di luar kelas. Beliau merupakan orang-orang produktif yang mengajak orang banyak agar membuka cakrawala pemahaman yang toleran. Tak lupa pula dengan karya-karya yang menjadi rujukan teks pemahaman intelektual maupun yang menginspirasi banyak kalangan dalam gerakan pembaharuan- pembaharuan.
Dalam sidang senat acara wisuda ini pun hadir seorang ulama perempuan yang masyhur di kalangan para aktivis pemberdayaan perempuan, yakni Ibu Dr. Nyai. Hj. Nur Rofi’ah Bil Uzm yang mengisi materi orasi ilmiah. Beliau ini jugalah salah satu orang hebat yang menjadi tokoh inspiratif mahasantri agar bisa berwawasan luas, berdedikasi, produktif dan cakap memahami khazanah kelimuan islam. Terakhir, berdasarkan uraian di atas, dan karenanya pula, Ibu Nyai. Hj. Masriyah Amva menyerukan kembali kepada seluruh lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu maupun para Mahasantri yang masih dalam proses belajar, agar tidak minder menjadi Mahasantri Ma’had Aly Kebon Jambu dan menjadi pribadi yang percaya diri mengemban gelar Sarjana Agama-nya (S, Ag.).[]