Yang Pertamakali Tahu Tanda-tanda KenabianNabi Muhammad saw adalah Orang Yahudi dan Nasrani

Saya mendengarkan keterangan ini dari salah satu pengajian Gus Baha (KH. Bahauddin Nur Salim) di salah satu kanal YouTube. Gus Baha berkata bahwa yang pertamakali tahu petunjuk atau ciri kenabian Nabi Muhammad saw adalah orang Yahudi dan Nasrani karena ciri dan keterangan tentang kenabian Nabi Muhammad saw terdapat dalam kitab samawi yang mereka miliki. Meskipun Al-Qur’an pada akhirnya mengkritik umat Yahudi dan Nasrani, namun Al-Qur’an tetap membicarakan umat Yahudi dan Nasrani karena satu-satunya yang masih memiliki kitab samawi adalah mereka meskipun sebagiannya sudah diubah.

Berikut ini beberapa kisah yang disampaikan oleh Gus Baha terkait pembahasan tersebut.

Pertama, dikisahkan pada suatu hari saat Nabi Muhammad saw berusia sekitar 12 tahun, sang paman, Abu Thalib mengajaknya ke Syam. Di sana mereka bertemu dengan seorang Pendeta Nasrani.

“Ini siapa?” Tanya si Pendeta.

“Ini anak saya” Jawab Abu Thalib.

Pendeta itu mengulangi pertanyaan serupa sampai tiga kali dan dijawab dengan jawaban yang sama oleh Abu Thalib sehingga membuat Abu Thalib tersinggung, “Memangnya kenapa kalau ini anak saya?”

“Semua tanda-tanda kenabian terdapat pada anak ini, tapi tanda-tanda itu bermasalah karena kamu mengaku sebagai ayahnya.” Jawab si Pendeta.

Pendeta tersebut lalu menerangkan bahwa dalam kitab samawi disebutkan bahwa nabi adalah anak yatim yang artinya bertentangan dengan pengakuan Abu Thalib. Setelah mendengarkan keterangan tersebut, Abu Thalib akhirnya mengaku bahwa Muhammad adalah keponakannya, bukan anaknya.

Ada lagi kisah begini. Sayyidah Khadijah, istri Nabi, lebih dahulu mengetahui bahwa Muhammad akan menjadi nabi. Hingga pada saat Muhammad berusia 25 tahun, saat sedang berdagang, Khadijah menugaskan Maesaroh untuk mengawasi Muhammad dan melaporkan tanda-tanda yang dialami oleh Muhammad. Salah satu yang dilaporkan oleh Maesaroh adalah “Muhammad selalu dipayungi oleh awan.”

Namun selama 15 tahun menikah dengan Muhammad tanda-tanda kenabian belum kunjung genap. Khadijah pun menyimpan pertanyaan besar, apakah Muhammad betul-betul akan menjadi nabi. Hingga pada suatu hari, saat berusia 40 tahuan, saat Muhammad pertamakali didatangi oleh Malaikat Jibril, saking kagetnya, Muhammad lalu meminta agar Khadijah menyelimutinya. Muhammad pun bercerita bahwa ia bertemu dengan sesosok makhluk dengan ciri-ciri tertentu. Mendengar cerita tersebut, Khadijah pun curiga jika yang ditemui oleh Muhammad adalah malaikat. Setelah dua kali didatangi oleh makhluk tersebut, Khadijah pun mengajak Muhammad untuk menemui Waraqah bin Naufal, seorang Pendeta Nasrani yang masih terhitung sebagai paman dari Khadijah.

“Ceritakan seperti apa sosok yang kamu temui wahai putra saudaraku!” Ucap Waraqah.

Muhammad pun menceritakan sosok makhluk yang ditemuinya. Setelah mendegar cerita tersebut, Waraqah lalu menerangkan bahwa yang menemui Muhammad adalah Namus (semacam malaikat) yang dahulu juga pernah menemui Nabi Musa.

“Andai aku masih ada saat kamu pertamakali menjadi Nabi, maka aku akan membela kamu mati-matian.” Ucap Waraqah setelah meyakinkan Muhammad bahwa ia akan menjadi nabi.

“Kapan itu, paman?” Tanya Muhammad.

“Saat kamu diusir oleh umatmu.”

Mendengar jawaban tersebut Muhammad pun heran karena merasa bahwa selama ini ia bersikap baik dan hidup rukun dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga mana mungkin suatu hari akan diusir oleh orang-orang tersebut.

“Setiap Nabi akan mengalami diusir oleh umatnya sendiri.” Ucap Waraqah.

Waraqah merupakan seorang pendeta Nasrani yang memahami Kitab Injil. Tanda-tanda kenabian yang melekat pada diri Muhammad ia ketahui dari kitab Injil. Mendengar keterangan tersebut Muhammad pun mulai yakin bahwa ia akan diutus menjadi nabi.

Umat Yahudi juga memiliki ciri dan syarat yang sangat ketat tentang nabi akhir zaman berdasarkan keterangan dari kitab sucinya. Salah satunya adalah nabi akhir zaman harus keturunan Nabi Ibrahim. Mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw adalah orang Arab jahiliyyah, sedangkan Nabi Ibrahim berasal dari Palestina, umat Yahudi pun awalnya meragukan kenabian Muhammad. Namun akhirnya Nabi Muhammad saw dapat membuktikan bawah ia merupakan keturunan dari Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim karena Nabi Ibrahim pernah singgah di Mekkah bersama istrinya, Siti Hajar dan putranya, Ismail. Kemudian Ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah dan meninggalkan jejak telapak kaki yang disebut Hijr Ismail. Ismail lalu menikah dengan salah satu perempuan Suku Jurhum, salah satu suku Arab di Mekkah, kemudian melahirkan keturunan hingga sampai kepada Nabi Muhammad saw. Keterangan tentang keterhubungan mata rantai nasab Nabi Muhammad hingga Nabi Ibrahim ini ditulis dengan apik dalam kitab Maulid al-Barzanji. Fakta ini akhirnya membuat umat Yahudi banyak yang beriman dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah kerabat mereka.

Dalam kitab Maulid Al-Diba’i juga terdapat keterangan yang diceritakan melalui sebuat hadits yang diriwayatkan oleh ‘Atha’ bin Yassar. Ka’ab al-Ahbar adalah seorang Yahudi. Ka’ab bercerita bahwa ia pernah mengaji Kitab Taurat kapada ayahanya sampai khatam. Namun ada satu lembar dari Kitab Taurat yang tidak disampaikan oleh sang ayah, lembaran tersebut malah disembunyikan dalam sebuah peti. Setelah sang ayah wafat, Ka’ab membuka peti tersebut dan membaca lembaran Kitab Taurat yang disimpan di dalamnya. Ternyata lembaran Kitab Taurat itu menjelaskan tentang nabi akhir zaman yang lahir di Mekkah, kemudian hijrah ke Madinah, dan memiliki kerajaan di Syam. Saat itu Ka’ab menduga bahwa nabi yang dimaksud oleh Kitab Taurat itu adalah Muhammad. Namun Ka’ab tidak lantas beriman karena ciri-ciri tersebut belum genap terdapat pada diri Muhammad. Ciri-ciri yang belum terbukti adalah tentang kerajaan Muhammad yang meluas hingga ke negeri Syam karena pada masa Nabi Muhammad saw hidup, Syam belum ditaklukkan. Syam akhirnya takluk pada masa Sayyidina Umar. Karena itu, Ka’ab al-Ahbar menunda keimanannya hingga masa kekhalifahan Sayyidina Umar saat Kerajaan Islam betul-betul meluas hingga ke negeri Syam sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Taurat.

Ada lagi satu cerita dari Salman Al-Farisi yang berasal dari Persia. Ia memiliki beberapa guru seorang pendeta yang belum muharraf, artinya kitab samawi yang diajarkan masih asli, belum diubah. Salah seorang guru pendetanya memberi sebuah petunjuk bahwa jika Salman ingin mengetahui nabi akhir zaman, maka ia harus pergi ke Yasrib (Madinah) karena nabi akhir zaman sudah ada di sana. Pendeta tersebut kemudian menyebutkan tiga ciri nabi akhir zaman. Dengan bekal pengetahuan tersebut, Salman pun pergi ke Yasrib.

Saat bertemu dengan Muhammad, Salman lantas membuktikan tiga ciri-ciri yang disebutkan oleh guru pendetanya. Yang pertama, nabi akhir zaman tidak menerima sodaqoh meskipun sodaqoh tersebut diberikan kepadanya. Pada suatu hari Salman menemui Nabi Muhammad saw dan berkata, “Muhammad, aku memiliki banyak harta. Sebagian hartaku ini aku sodaqahkan kepadamu.” Nabi Muhammad lalu memanggil para sabahat dan memberikan sodaqah tersebut kepada para sahabat namun tidak mengambil sedikitpun untuk dirinya sendiri. Peristiwa ini membuktikan satu ciri dari tiga ciri yang ingin dibuktikan oleh Salman.

Ciri yang kedua, meskipun tidak menerima sodaqah namun nabi menerima hadiah. Beberapa hari setelah memberi sodaqah, Salman pun memberikan hadiah kepada Nabi Muhammad saw, dan hadiah tersebut diterima oleh Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini pun membuktikan dua ciri kenabian yang hendak dibuktikan oleh Salman.

Lalu ciri yang terakhir adalah nabi akhir zama memiliki tanda khas di pundak kirinya seperti bentuk telur burung dara. Salman pun agak kesulitan membuktikan ciri yang terakhir ini karena Nabi Muhammad saw selalu mengenakan baju. Namun pada suatu hari, Salman berkesempatakan melihat langsung pundak kiri Nabi Muhammad saw, yaitu saat Nabi hendak berwudhu dan kebetulan pada saat itu Nabi membuka bajunya. Setelah melihat tanda kenabian pada pundak kiri Nabi Muhammad saw, Salman pun langsung tersungkur di hadapan Nabi dan menyatakan bahwa ia beriman kepadanya karena tiga ciri nabi akhir zaman yang disebutkan oleh guru pendetanya sudah terbukti.

Ahli kitab pada masa awal Islam memang memiliki keistimewaan tersendiri meskipun akhirnya dipermasalahkan karena banyak oknum yang men-tahrif (mengubah) kitab-kitab samawi. Salah satu keistimewaan tersebut adalah karena mereka mengetahui tanda-tanda nabi akhir zaman yang pada saat itu tidak diketahui oleh selain mereka.

Di akhir pengajiannya, Gus Baha berpesan, berdasarkan keterangan yang sudah disebutkan, kita jangan terlalu anti dan menyalahkan ahli kitab karena bagaimana pun merekalah yang mengetahui kebenaran tentang kenabian Nabi Muhammad saw. Gus Baha juga berkata bahwa kita harus bersikap objektif terhadap mereka, dengan membenarkan apa yang benar dari mereka, dan tidak membenarkan apa yang salah dari mereka. Sikap ini rasanya tepat untuk kita tanamkan hari ini dalam konteks keberagaman di Indonesia.

Bahkan Nabi Muhammad saw sendiri sangat menghargai kitab samawi. Pada suatu hari Sayyidina Umar berkata kepada Nabi Muhammad saw bahwa ia memiliki berbagai kitab samawi dan isinya sangat bagus. Nabi Muhammad lalu berkata kepada Sayyidina Umar, “Kamu jangan membenarkannya dan jangan pula menyalahkannya.” Kalimat ini mengindikasikan bahwa Sayyidina Umar harus moderat dalam membaca kitab-kitab samawi tersebut, bukan berat sebelah, terlalu membenarkan atau terlalu menyalahkan. Karena kalau kitab-kitab tersebut dibenarkan, bisa jadi ternyata sudah banyak yang diubah. Sebaliknya, jika kitab-kitab tersebut disalahkan, bisa jadi ternyata sebagian isinya masih ada yang asli.

Wallahu a’lam.

{{ reviewsTotal }}{{ options.labels.singularReviewCountLabel }}
{{ reviewsTotal }}{{ options.labels.pluralReviewCountLabel }}
{{ options.labels.newReviewButton }}
{{ userData.canReview.message }}

Bagikan :

Artikel Lainnya

HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL S...
MUSHOHIH PERUMUS MODERATOR K. Ghufroni MasyuhadaK. Maksus Iska...
Pentingnya Suami Memperhatikan K...
Maraknya Angka Kematian Ibu menjadi kabar duka bagi masyarakat...
Muludan Bisa Menjadi Obat dari B...
Beberapa hari kemarin kita memasuki bulan yang sangat mulia, d...
Yang Pertamakali Tahu Tanda-tand...
Saya mendengarkan keterangan ini dari salah satu pengajian Gus...
Bullying itu Menyakitkan, Jangan...
Melihat banyaknya berita tentang bullying akhir-akhir ini, ras...
Peran Mahasiswa KKN Plus 2024 In...
Dalam upaya untuk mempererat ukhwah Islamiyah, Mahasiwa/i Kuli...

Hubungi kami di : +62859-1068-58669

Kirim email ke kamikebonjambu34@gmail.com

Download APP Kebon Jambu Coming Soon