Peran Aktif Pesantren dalam Upaya Membangun Karakter Bangsa Indonesia

Pendidikan karakter menjadi model pendidikan dimana-mana. Tidak hanya di Indonesia, di berbagai negara, di berbagai belahan dunia, pendidikan karakter diprogamkan secara massif. Dunia sadar bahwa peradaban dapat dibangun bukan hanya oleh ilmu pengetahuan, namun juga oleh semangat juang, kebaikan dan kebijaksanaan orang-orang dalam menggunakan ilmu pengetahuan.

Banyak juga yang mengatakan bahwa yang diutamakan dalam kehidupan sosial adalah karakter atau moral yang baik, bukan ilmu pengetahuan. Namun, saya kurang setuju dengan ini. Ilmu pengetahuan tetap menjadi fondasi dalam menumbuh-kembangkan moral. Lagi pula, pengetahuan itu luas, bukan hanya diperoleh dari bangku sekolah, tapi juga dari lingkungan. Bisa jadi orang yang sepertinya tidak berorientasi pada ilmu pengetahuan akan tetapi bermoral, justru memiliki banyak pengetahuan tentang moral yang ia serap dari lingkungan yang telah mendidiknya karena moral adalah pengetahuan itu sendiri.

Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, moral, dan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menentukan mana yang baik dan buruk, memelihara yang baik dan mewujudkan kebaikan tersebut dalam keseharian dengan penuh kesadaran. (Makmun 2014)

Karakter identik dengan kepribadian seseorang, di mana kepribadian merupakan ciri khas seseorang yang dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat di mana seseorang itu tinggal. Sedangkan karakter bangsa Indonesia merupakan kualitas perilaku kolektif yang khas baik dalam kehidupan berbangsa dan berbegara yang terbentuk dari proses olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa yang dilakukan oleh sekelompok orang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan norma-norma UUD 1945, keberagaman serta komitmen terhadap NKRI. (Mu’id Aris Shofa et al. 2020)

Pendidikan karakter di Indonesia mulai dicanangkan sebagai gerakan nasional pada tahun 2010 melalui program Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Mungkin pada saat itu pemerintah berupaya untuk kembali membangun kesadaran bahwa pendidikan memang seharusnya berorientasi pada karakter dan moral. (Mu’id Aris Shofa et al. 2020)

Padahal, jauh sekali sebelum itu, sejak pertamakali pondok pesantren berdiri dan menjadi lembaga pendidikan pertama di Indonesia, para ulama sudah mendesain model pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter dan moral masyarakat termasuk menanamkan semangat patriotisme hingga pesantren menjadi garda terdepan dalam gerakan anti-kolonialisme. Model Pendidikan karakter semacam ini juga dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara pasca kemerdekaan. Pada saat itu, pendidikan dituntut agar mampu menumbuhkan semangat kebangsaan dan fokus pada penumpasan sistem pendidikan kolonial. Barulah di tahun-tahun selanjutnya pemerintah membentuk kurikulum yang selaras dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Unsur Pendidikan karakter tetap dicantumkan dalam rencana pembelajaran dari masa ke masa. (Mu’id Aris Shofa et al. 2020)

Upaya pendidikan karakter di Indonesia terus berlanjut hingga sekarang seiring dengan kebutuhan bangsa Indonesia yang menghendaki orang-orang berkarakter untuk mengisi setiap bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam non formal yang juga berorientasi pada pendidikan karakter. Pendidikan pesantren utamanya memang bertujuan untuk mencetak kader ulama. Namun tidak semua alumni pesantren punya peluang menjadi ulama. Karena itu, ada tujuan pendidikan pesantren yang lebih fleksibel yaitu untuk mengembangkan kepribadian muslim yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Tujuan ini ditopang oleh nilai-nilai pesantren yang disebut sebagai Panca Jiwa, yang menjadi falsafah kehidupan pesantren. Panca Jiwa itu adalah keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhwah Islamiyah, dan kebebasan. Kelima Panca Jiwa ini terimplementasikan dalam aktifitas keseharian santri baik saat mereka beribadah, mengaji, beriteraksi dengan kiai dan nyai, beriteraksi dengan para guru, orang tua, dengan sesama santri dan masyarakat bahkan juga berinteraksi dengan lingkungan dan alam. (Makmun 2014)

Dalam Undang-undanga Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebuadayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Nilai-nilai agama menjadi salah satu komponen penting dalam pendidikan nasional karena agama berperan penting dalam membangun moral manusia seperti yang telah disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW: إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق “Aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak mulia (moral)”

Berbicara tentang nilai agama dalam konteks Indonesia tentu tidak bisa lepas dari peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki sistem transmisi dan penyebaran keilmuan Islam tradisional di mana dalam prosesnya sangat kental dengan pendidikan karakter. Dengan sejarah panjang, falsafah, nilai-nilai dan tujuan yang dimilikinya, pesantren sangat berperan aktif dalam menjalankan pendidikan karakter dalam jagat pendidikan Indonesia.

Pada awal didirikan oleh wali songo, pesantren lebih dominan berfungsi sebagai lembaga dakwah Islam dan hanya sedikit berorientasi pada pendidikan. Namun pada masa selanjutnya dan hingga sekarang, fungsi pesantren mencakup tiga aspek, yaitu fungsi religius (diniyyah), fungsi sosial (ijtima’iyyah), dan fungsi edukasi (tarbiyyah). Pesantren juga berfungsi sebagai pembina moral dan kultural baik di kalangan santri maupun masyarakat. (Makmun 2014)

Selain itu, pesantren juga memiliki banyak peran penting. Selain sebagai pusat transmisi dan pemelihara ilmu-ilmu Islam tradisional seperti yang telah disebutkan, pesantren juga berperan sebagai pusat reproduksi ulama, pusat penyuluhan masyarakat, pusat studi Islam dan gender, pusat pengembangan tekonologi, usaha pelestarian lingkungan, pemberdayaan ekonomi masyarakat hingga mensukseskan berbagai program pemerintah. (Makmun 2014)

Semua fungsi dan peran ini berjalan karena kesuksesan pendidikan karakter yang dilakukan oleh pesantren secara masif. Nilai-nilai pesantren yang berlandaskan pada Panca Jiwa yang telah disebutkan di atas jika dikembangkan dengan optimal akan mengantarkan pesantren untuk menempati peran dan fungsi penting di tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, bahkan juga keberlangsungan kehidupan dunia. 

Kendati demikian, tantangan pesantren dalam hal mempertahankan pendidikan karakter juga banyak. Salah satunya dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi, terlebih dalam membentuk karakter santri Gen Z dan generasi selanjutnya yang sudah mengenal teknologi informasi sejak mereka lahir, sebelum mereka tinggal di pesantren. Pesantren dituntut untuk selalu aktif dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, disamping juga dituntut untuk semakin memperkuat pendidikan karakternya.

Rujukan:

Makmun, Rodli. 2014. Pembentukan Karakter Berbasis Pendidikan Pesantren (Studi Di Pondok Pesanren Tradisionla Dan Modern Di Kab. Ponorogo. Edited by Irma Rumtianing. 1st ed. Ponorogo: STAIN Ponorogo PRESS.

Mu’id Aris Shofa, Abd., Mifdal Zusron Alfaqi, M. Mujtaba Habibi, and Rista Ayu Mawarti. 2020. “Sejarah Panjang Pendidikan Karakter Di Indonesia Pada Era Proklamasi Kemerdekaan Sampai Era Reformasi.” Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila Dan Kewarganegaraan 6 (1): 73–90. https://www.jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/rontal/article/view/1660.

{{ reviewsTotal }}{{ options.labels.singularReviewCountLabel }}
{{ reviewsTotal }}{{ options.labels.pluralReviewCountLabel }}
{{ options.labels.newReviewButton }}
{{ userData.canReview.message }}

Bagikan :

Artikel Lainnya

HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL S...
MUSHOHIH PERUMUS MODERATOR K. Ghufroni MasyuhadaK. Maksus Iska...
Pentingnya Suami Memperhatikan K...
Maraknya Angka Kematian Ibu menjadi kabar duka bagi masyarakat...
Muludan Bisa Menjadi Obat dari B...
Beberapa hari kemarin kita memasuki bulan yang sangat mulia, d...
Yang Pertamakali Tahu Tanda-tand...
Saya mendengarkan keterangan ini dari salah satu pengajian Gus...
Bullying itu Menyakitkan, Jangan...
Melihat banyaknya berita tentang bullying akhir-akhir ini, ras...
Peran Mahasiswa KKN Plus 2024 In...
Dalam upaya untuk mempererat ukhwah Islamiyah, Mahasiwa/i Kuli...

Hubungi kami di : +62859-1068-58669

Kirim email ke kamikebonjambu34@gmail.com

Download APP Kebon Jambu Coming Soon