Sejak kecil masyarakat dan lingkungan kita selalu mengajarkan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena perempuan tidak wajib untuk mencari nafkah. Dalam masyarakat pedesaan hal ini masih sangat marak terjadi. Pendidikan rendah di pedesaan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah masyarakat cenderung menganggap biaya pendidikan untuk anak perempuan adalah pemborosan yang percuma karena pada akhirnya belum tentu perempuan dapat bekerja dan mungkin hanya dapat mengurus rumah tangga. Padahal untuk mendidik anak dan menjadi ibu rumah tangga yang dapat diandalkan pun perlu menguasai dan mempelajari banyak skill.
Sedangkan jutaan biaya untuk anak laki-laki dianggap sebagai investasi. Karna pada akhirnya laki-laki dapat dibanggakan dan terlihat dapat diandalkan. Selain itu, yang menjadi alasan pendidikan laki-laki lebih diutamakan adalah karena pendidikan penting sebagai bekal utama untuk menafkahi keluarga. Padahal dalam kenyataannya pun hal itu belum tentu terjadi. Banyak juga laki-laki yang memilih menyerah untuk melanjutkan pendidikan, merasa tidak mampu, padahal dari pihak keluarganya telah mendukung mati-matian. Selain itu, banyak juga perempuan yang terlanjur tidak melanjutkan pendidikan, tidak memiliki keterampilan yang mumpuni, diceraikan dan tinggal bersama anak dan lebih parahnya lagi tidak memiliki pekerjaan. Lantas bagaimana ia akan menghidupi keluarganya?
Sedangkan untuk faktor eksternalnya adalah kurangnya ketersediaan infrastuktur dan faktor pendukung seperti akses dan kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat pedesaan untuk mengenyam pendidikan. Sebuah hasil penelitian menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan orang tua khususnya ibu maka akan semakin baik pula pola asuh yang diterapkan. Lantas upaya apa saja yang harus kita lakukan? Bagaimana cara mendorong tingkat pendidikan perempuan? mengapa perempuan harus mandiri finansial?
Sebenarnya perintah membaca dalam Alqur’an atau iqro bukan hanya terbatas membaca buku, belajar pelajaran sekolah, namun lebih luas dari itu semua. Membaca adalah kesadaran untuk mau belajar memahami keadaan sekitar. Membaca juga dapat dipahami sebagai tafakkur, tadabbur alam. Belajar tidak hanya di bangku sekolah. Kita juga harus pandai-pandai menempatkan diri, belajar dari jalanan yang kita lewati, keadaan yang kita alami ataupun orang yang kita temui. Hal itu membentuk kita menjadi orang yang mampu memecahkan masalah melalui pemahaman atas kejadian yang kita alami atau bahasa gaulnya menjadi street smart. Sehingga kedepannya diharapkan kualitas kehidupan bermasyarakat meningkat ke arah yang lebih baik.
Selain itu mengapa perempuan harus mandiri secara finansial? Seberapa penting mandiri finansial bagi kehidupan bermasyarakat ke depannya? Tentunya sangat penting bagi perempuan untuk mandiri secara finansial. Mandiri secara finansial adalah salah satu cara untuk survive yang tentunya skill ini harus dimiliki oleh semua orang tanpa pandang jenis kelamin. Seperti halnya dalam hal memasak, mencuci, merapikan rumah adalah keterampilan bertahan hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang. Pekerjaan rumah tidak memandang kelamin, namun harus dikerjakan dengan sepenuh kesadaran oleh seluruh angggota baik laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan di dalam perkawinan untuk menjadi subjek, masing masing dari sepasang suami-istri keduanya perlu sama-sama kuat. Laki-laki dan perempuan sama-sama berjuang bekerja untuk mewujudkan maqoshid syari’ah yang berupa hifdz al-maal dalam keluarga. Mudahnya kita semua sepakat bahwa hifdz al-maal adalah menjaga harta. Ketika hartanya saja kurang, tidak mencukupi atau bahkan tidak ada, apa yang harus kita jaga? Ketika perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja, harapannya keduanya akan sama-sama tahu sulitnya, beratnya, perjuangannya untuk mendapatkan harta atau bahkan sesuap nasi. Ketika keduanya sama-sama tahu bahwa kerja keras untuk menghidupi keluarga tak semudah membalikkan kedua telapak tangan, keduanya akan saling belajar menghargai apa yang dimiliki dan tidak asal-asalan dalam membelanjakan harta.
Maka dari itu, sangat penting untuk membuka akses bagi perempuan yang ingin bekerja. Ketika laki-laki dan perempuan mampu mandiri dalam hal finansial bahkan dalam banyak hal, diharapakan kemandirian itu diarahkan atau digunakan untuk kemaslahatan bersama. Maka sangat penting sekali bagi perempuan sejak kecil untuk didukung dan dicitrakan mandiri dalam pendidikan keluarganya.