Oleh: Melati Surya Barita
Mahasantri Ma’had Aly Kebon Jambu
Santri merupakan salah satu generasi yang menjadi harapan dalam meneruskan serta mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Dalam catatan sejarah, para tokoh dari kalangan nasionalis maupun agamis telah berjuang keras menorehkan tenaganya dalam memperjuangkan kemerdekan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para ulama juga memiliki andil yang cukup besar, diantaranya ialah Hadhrotussyaikh KH.Hasyim Asy`ari dan KH. Wahab Hasbullah yang ikut serta dalam pembentukan BPUPKI. Tak hanya itu, KH. Amin Sepuh serta KH. Abbas yang keduanya berasal dari tanah Cirebon, Mbah Kiai Mahrus Ali, serta Kiai dan para santri se-Jawa Madura pun ikut bergerak dalam pertempuran 10 November yang dikawal oleh Bung Tomo. Hal ini merupakan potret dari kiprah santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengingat keadaan Indonesia yang telah merdeka dari serangan para penjajah, maka cara santri dalam menjaga ketahanan NKRI adalah dengan giat dalam belajar dan menekuni bidangnya masing-masing. Secara jasmaniah, ketahanan negara cukup diselamatkan dengan bambu runcing maupun sepaket bom. Akan tetapi secara ruhaniah, pendalaman penguasaan, serta pengaplikasian ilmu dengan segala macamnya juga menjadi sarana untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam tafsir Misbah, oleh Profesor Quraish Shihab menafsirkan ayat dalam surat at-Taubah ayat 122 dengan menyebutkan bahwa dalam rangka mempertahankan keutuhan bangsa, disamping sebagian golongan menjaga pertahanan wilayah, maka golongan lain mesti ikut serta mempertahankannya dengan memperdalam ilmu pengetahuan.
وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semua (ke medan perang). Maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaum mereka apabila mereka telah kembali kepada mereka supaya mereka berhati-hati” (Q.S. At-Taubah [11]:122)
Kata “ لٍيَتَفَقَّهُوا۟ ” diambil dari kata “فقه” yang berarti pengetahuan yang mendalam tekait hal yang tersembunyi. Dalam kata tersebut, penambahan huruf ta`bermakna upaya yang berkesungguhan sehingga dengan dengan usaha tersebut dapat membentuk pribadi yang mahir dalam bidangnya masing-masing. Kata “Fiqh” tidak hanya mencakup ilmu agama saja, tetapi segala macam pengetahuan yang mendalam. Ayat ini menggarisbawahi betapa pentingnya menyebarluaskan informasi yang benar dan memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini juga tidak kalah penting dengan upaya pertahanan wilayah. Bahkan pertahanan wilayahpun juga berkaitan dengan sumber daya manusia, kemahiran dalam ilmu pengetahuan, dan kemampuan dalam informasi.[1]
Kunjungi Juga https://kebonjambu.ponpes.id/17-agustus-2023-kebon-jambu-merdeka-dari-sampah/
Selain itu, santri juga dapat memaknai kemerdekaan dengan menanamkan rasa nasionalisme sebagai bentuk penghargaan kita dalam menghargai pengorbanan para pejuang kemerdekaan. Memiliki karakter yang apik, disiplin serta mengikuti perkembangan zaman dengan tidak melupakan nilai-nilai keagamaan membantu membentuk generasi yang taat beragama, cerdas, dan manfaat bagi agama maupun bangsanya. Sebagaimana kita lihat, banyak dari para tokoh santri yang tidak hanya berkiprah di dunia kepesntrenan seperti Kyai Abdurrahman Wahid, K.H Ma’ruf Amin yang ikut andil dalam dunia perpolitikan.
Peran lain yang dapat santri sumbangsihkan adalah dengan aktif berkontribusi mengeshare dakwah melalui dunia media sosial maupun literasi. Terlebih hingga kini banyak sekali informasi maupun media yang tidak akurat maupun tidak pantas dipertontonkan. Santri tidak boleh berleha-leha dan hanya berpangku tangan, justru ia mesti menggerakkan diri dengan menciptakan konten dan menyebarluaskan hal-hal positif yang bermanfaat agar negara Indonesia tetap aman bersama amannya kemoralitasan rakyatnya.
Demikian beberapa potret dan peran santri yang dapat disumbangsihkan dalam mempertahakan kemerdekan Indonesia, memberikan kultur yang ramah lingkungan, serta menguatkan prinsip-prinsip untuk menjaga perdamaian demi mewujudkan pribadi yang “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju”
[1] M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2016), hal. 289-290