Serangan artileri yang dijatuhkan Israel pada Selasa, 31 Oktober 2023 di kamp Pengungsian Jabalia merupakan serangkaian dari aksi yang telah dilancarkan oleh Israel. Sekitar 400 warga Palestina terbunuh dalam kejadian tersebut. Fakta menarik yang menjadi sorotan di sini adalah Jabalia merupakan suatu tempat yang berisi warga yang bukan penduduk asli Gaza. Kamp ini adalah tempat pengungsian yang sangat padat penduduknya. Kamp yang luasnya setengah mil persegi ini awalnya merupakan tempat perlindungan bagi warga pengungsi akibat perang tahun 1948.
Dilansir dari instagram Sbeih.jpg pada 1 November 2023 dalam vidio reelsnya yang berdurasi sekitar tiga menit empat puluh tiga detik yang menjelaskan tentang tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh serangan Israel. Banyak warga Palestina yang berada di Kamp pengungsian sebenarnya berasal dari negara atau kota tetangga, seperti : Bir El-Sabe’, Khalil, Ramleh dan Yafa. Pada tahun 1948 Israel memaksa para warga untuk meninggalkan tanah yang menjadi tempat tinggalnya dan tanah airnya. Karena terpaksa mereka akhirnya pergi dan mengungsi untuk menghindari bahaya, menemukan keamanan, dan kehidupan yang lebih damai di Gaza. Namun apa yang menjadi harapan dan impian mereka telah sirna. Pada akhirnya mereka tetap dibunuh di Gaza yang merupakan salah satu jalur dengan penduduk paling padat di dunia. Di mana antar bangunannya sangatlah berdempetan dan minim jarak.
Kamp Jabalia adalah tempat yang tertekan ekonomi secara ekstrim. Para penduduknya hidup dengan bergantung bantuan dari luar karena akses untuk melakukan transaksi diblokade. Bahkan Israel sengaja membatasi impor Gaza untuk material bangunan. Dengan kombinasi bahan bangunan yang buruk, akses listrik yang kurang serta minimnya sistem penghangat ruangan saat musim dingin berlangsung memperburuk situasi dan kondisi. Itulah mengapa hanya dengan mengebom satu gedung berhasil menewaskan banyak orang. Bayangkan yang terjadi hari Selasa 30 Oktober 2023 lalu, di mana serangan yang dijatuhkan adalah sekitar 6 ton bom udara.
Semua yang terjadi cukup memperjelas akar masalahnya. Israel ingin menyalahkan Hamas (Harakah Al-Muqowama Al-Islamiyah) untuk pembenaran apa yang telah terjadi. Namun warga yang hidup di Kamp Jabalia adalah para pengungsi tahun 1948 yang telah menetap jauh sebelum Hamas lahir. Apa yang salah dari mereka sehingga tempat tinggal mereka dihancurkan? Semurah itukah harga nyawa manusia? Padahal kalau kita tilik lebih dalam lagi, Hamas tidaklah sepenuhnya bersalah. Adanya Hamas dan berbagai gerakan perlawanan di Palestina adalah akibat langsung dari aksi yang dilakukan oleh Israel.
Dari banyaknya berita yang menyoroti kasus ini, sudah seharusnya kita semua membuka mata. Apa yang dilakukan Israel atas Palestina adalah sebuah pelanggaran atas kemanusiaan. Pelanggaran atas hak hidup. Usaha PBB untuk menjadi mediator antara kedua belah pihak belum juga membuahkan hasil. Lantas apa usaha yang bisa kita lakukan sebagai warga sipil yang tak punya kekuasaan? Akankah kita harus ikut perang ke Palestina? Akankah kita harus merancang nuklir? Usaha seperti apa yang berguna menolong saudara kita di Palestina?.
Tetaplah bersuara dan jangan pernah bungkam. Hanya itu yang bisa kita lakukan sebagai warga sipil saat ini. Ketika ada suatu pelanggaran hak kemanusiaan dan kita diam, bisa jadi dunia menganggapnya tidak ada. Semakin banyak kita bicarakan kasusnya, semakin kita gencar membahas isunya, akan ada lebih banyak yang berani ikut bersuara. Ketika lebih banyak yang bersuara atas adanya ketidakadilan, harapannya para pemegang kekuasaan sadar bahwa ini adalah permasalahan yang benar-benar serius dan harus diatasi se-efektif mungkin. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara kita, sekecil apapun itu. Dukungan sekecil dan sesederhana apapun dari kita akan tetap berdampak. It’s so powerfull. Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita ada bersama Palestina. Kita berdiri untuk itu. tunjukkan bahwa mereka walaupun kehilangan ayah, ibu, kakak, adik, teman, tidaklah sendiri. Ada kita disini yang mendukungnya dengan doa dan tulisan sederhana kita. Mari kita ambil langkah sekecil apapun itu.
#wargaPalestinabutuhdukungan #jangansuruhkamidiam #kamiakantetapberisik