Beberapa tahun sekarang sedang marak fenomena rasa takut akan agama islam atau biasa disebut dengan islamophobia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya terror yang mengatasnamakan islam. Mulai dari pengeboman, penegakan negara khilafah, sampai penyebaran paham radikal. Padahal dalam kenyataannya islam tidak mengajarkan hal-hal demikian.
Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, sesuai dengan akar kata islam sendiri yaitu salima yang memiliki arti selamat, atau dalam artian bebas islam itu memberikan keselamatan dan kedamaian, bukan justru memberikan rasa takut.
Nah, di saat situasi seperti ini seorang penulis bernama Ahmad Khadafi telah berhasil menulis sebuah buku yang menjadi jawaban atas fenomena islamophobia ini. Judul bukunya adalah “Khotbah dari Bawah Mimbar”. Buku ini berisi tentang kisah-kisah keseharian yang diperankan oleh beberapa tokoh yakni Kyai Kholil, Gus Mut, Fanshuri, dan Mas Is. Setiap kisah di buku ini mengandung hikmah yang dapat memperkenalkan kita tentang agama islam yang sebenarnya, dengan alur kisah yang santai dan jenaka.
Baca juga :
Ada beberapa kisah yang saya sukai dari buku ini, yang pertama adalah “Maksain Kesempurnaan Ibadah Malah Jadi Nggak Ibadah”. Dalam kisah ini kita diajarkan bahwa di zaman sekarang ini banyak sekali orang islam yang memiliki mindset “harus sempurna dulu baru mengerjakan”. Padahal dalam kenyataannya jika kita pikirkan, kapan kita akan sempurna? Jawabannya tentu tidak ada. Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Kita hanya bisa berusaha untuk lebih baik.
Kedua, berjudul “Dari Sekian Banyak Sunah Nabi, Kenapa Kamu Hanya Pilih Poligami?” Pelajaran yang bisa diambil dari kisah itu adalah jangan fanatik dalam amal ibadah. Dalam kisah ini diceritakan bahwa banyak orang yang menganggap dirinya paling sunah diantara orang lain, karena sudah mengamalkan poligami seperti halnya yang dilakukan Baginda Nabi. Padahal dalam kenyataannya masih banyak sunah Nabi lain yang bisa kita amalkan. Kita boleh mengamalkan ibadah sunah dengan dalil yang kita miliki, tetapi jangan sampai menyalahkan orang lain karena perbedaan amaliah.
Kisah yang terdapat dalam buku ini ada sebagian yang diambil dari ceramah-ceramah para Kyai yang kemudian ditulis kembali. Ada juga yang diambil dari kitab-kitab kuning yang diterjemahkan. Banyak sekali jawaban di buku ini atas pertanyaan umum seputar agama islam yang sering kita pertanyakan tapi tidak kunjung menemukan jawaban. Ketika membaca buku ini seolah-olah kita sedang terjun dalam kehidupan sehari-hari. Mendapatkan pengetahuan tentang Agama Islam bukan dari podium melainkan obrolan sehari-hari.
Mungkin pada mulanya kita akan mengira saat membaca judul buku ini isinya akan seperti materi-materi Islam yang tersusun rapi seperti halnya buku khotbah yang lain. Dan mesti dibaca dengan fokus dan seksama. Akan tetapi setelah membaca isinya tidak demikian, buku ini justru menyampaikan materi islam dengan bahasa yang santuy.
Buku ini sangat relevan dengan keadaan islam saat ini. Buku yang membantu kita untuk membuka cakrawala pengetahuan islam dengan kisah yang santai namun berbobot. Saat membaca buku ini kita akan menemukan banyak pengetahuan yang sebelumnya tidak kita ketahui. Tentang pertanyaan yang selalu kita tanyakan tapi jawabannya masih menemukan kata buntu. Buku ini sangat direkomendasikan buat bacaan yang santai tapi tetap bernilai tinggi.
