Kajian Istifadah Melalui Kitab Ta’lim Muta’allim

Kitab Ta’limul Muta’allim merupakan kitab adab populer yang menjadi konsumsi santri di berbagai pesantren. Dalam beberapa kesempatan, sebagian dari santri Pondok Kebon Jambu putri mengkaji kitab tersebut di bawah bimbingan Kyai Mumu Muhyiddin. Pengajian tersebut dipelajari oleh mahasantri putri sebelum pada akhirnya khatam dan digantikan dengan pengajian Alfiyyah Ibnu Malik. Salah satu bab yang akan penulis kupas adalah terkait pentingnya beristifadah (mengambil pelajaran) dalam berbagai keadaan.

Seseorang yang menuntut ilmu memang sudah semestinya mengambil Pelajaran di setiap waktunya sehingga melalui pembelajaran tersebut, ia memperoleh keutamaan dan kesempurnaan dari ilmu. Menurut Syaikh az-Zarnuji, penulis dari kitab tersebut, mengatakan bahwa salah satu cara untuk beristifadah adalah dengan membiasakan diri untuk membawa alat tulis seperti buku dan pena. Hal ini dimaksudkan agar dapat dengan mudah menuliskan sebuah pembeajaran yang dilihat maupun didengarnya termasuk pula faedah yang bersifat ilmiah.

Baca Juga :

DI MANA HILANGNYA BENDERA USANG DESA KAMI?(Part 3)

Peran Santri Dalam Memaknai Kemerdekaan NKRI

Diceritakan, bahwa ada seseorang bernama Hilal bin Yasar yang melihat Rasulullah sedang menjelaskan ilmu dan hikmah kepada sahabatnya. Melihat hal tersebut, Hilal meminta permohonan kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, apakah engkau berkenan untuk mengulangi penjelasan tersebut kepadaku?” Kemudian Rasul betanya kepada Hilal “Apakah kamu tidak membawa tinta (pena)? Kemudian Hilal menjawab” Saya tidak memiliki tinta wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah memberi pesan kepada Hilal “Janganlah kamu meninggalkan tinta (pena), karena sesungguhnya kebaikan ada padanya dan pengguna pena tersebut hingga hari kiamat”,

Seorang tokoh bernama ‘Ishom Bin Yusuf yang membeli pena seharga satu dinar dan setiap kali ia mendengar suatu hal, maka ia menuliskannya. Karena ia mengerti bahwa usia manusia yang terlalu singkat dan kapasistas ilmu yang sangat luas. Oleh sebab itu, ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang dimilikinya. Santri juga semestinya mengambil kesempatan untuk sebanyak-banyaknya mengambil pelajaran dari guru-gurunya baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan.

Dalam pembahasan istifadah, Kyai Mumu Muhyiddin mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada seseorang merupakan madrasah yang sebenarnya. Dalam posisi tersebut, seseorang dilatih untuk menjadi santri dari suatu keadaan. Jika peristiwanya menyenangkan, maka proses pembelajarannya adalah dengan memiliki rasa syukur. Jika peristiwanya tidak menyenangkan, maka kita sedang dilatih untuk bersabar. Oleh karena itu, dalam setiap keadaan, kita mesti pandai-pandai dalam mengambil pelajaran.

Pada dasarnya, setiap keadaan selalu memberikan pembelajaran jika kita mampu memkanainya. Pelajaran tersebut dapat kita ikat melalui tulisan. Menulis tidak hanya bersumber dari pengetahuan yang didapat dari bangku sekolah. Sebab, berbagai kejadian nyata yang sederhana maupun isu sosial yang terjadi juga dapat menjadi catatan yang nantinya dapat memberikan pembelajaran terhadap penulisnya.

Para Dewan Pengasuh Pondok Kebon Jambu juga banyak yang terjun dalam dunia kepenulisan seperti Ibunda Nyai HJ. Masriyah Amva, Nyai Hj. Awanillah Amva, K.H Syafi’i Atsmari, Kyai Mumu Muhyiddin, dan K. Robith Hasymi Yasin. Mereka menuangkan pemikiran dan ilmunya dalam bentuk tulisan. Mulai dari bentuk buku inspirasi, puisi, terjemahan kitab hingga kumpulan doa-doa. Hal ini merupakan motivasi tersediri bagi para santri untuk kemudian mengikuti jejak langkah mereka dalam rangka beristifadah dan menuai barokah melalui tulisan.

Mba Kalis Mardiasih, salah satu penulis nasional, pada saat mengisi rangkaian Pra Acara Akhirussannah yang ke 29 Pondok Kebon Jambu kemarin menceritakan bahwa dalam perjalanan hidupnya beliau menghidupi diri dengan tulisan mulai dari membaca buku, meresensinya, mengirim tulisnnya ke koran, lalu hasilnya dibelikan buku lagi dan begitu seterusnya. Beliau berpesan bahwa seorang penulis tidak boleh minder dengan karyanya karena “Setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya”.

{{ reviewsTotal }} Review
{{ reviewsTotal }} Reviews
{{ options.labels.newReviewButton }}
{{ userData.canReview.message }}

Bagikan :

Artikel Lainnya

Muludan Bisa Menjadi Obat dari B...
Beberapa hari kemarin kita memasuki bulan yang sangat mulia, d...
Yang Pertamakali Tahu Tanda-tand...
Saya mendengarkan keterangan ini dari salah satu pengajian Gus...
Bullying itu Menyakitkan, Jangan...
Melihat banyaknya berita tentang bullying akhir-akhir ini, ras...
Peran Mahasiswa KKN Plus 2024 In...
Dalam upaya untuk mempererat ukhwah Islamiyah, Mahasiwa/i Kuli...
الحرمة خير من الطاعة
Di manapun dan dengan siapapun kita hidup pasti ada yang naman...
Perempuan dalam Sistem Pendidika...
Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang agamis dan juga...

Hubungi kami di : +62851-5934-8922

Kirim email ke kamikebonjambu34@gmail.com

Download APP Kebon Jambu Coming Soon