Malam Nuzulul Qur’an diperingati pada malam ke-17 bulan Ramadhan. Malam Nuzulul Qur’an juga merupakan malam bersejarah di mana Kitab Suci al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Umat muslim selalu percaya bahwa pada malam ini adalah malam yang penuh keselamatan dan kesejahteraan sehingga menarik para mukmin untuk memperbanyak doa dan istighfar. Mayoritas orang Islam meramaikan malam penuh rahmat dan berkah ini dengan memperbanyak membaca al-Qur’an, I’tikaf, berdzikir, memohon ampun, dan lain sebagainya. Tak sedikit pula yang merayakannya dengan do’a syukuran telah mengkhatamkan 30 Juz al-Qur’an. Narasi ini akan memberi sedikit pengetahuan kepada pembaca terkait kata Nuzulul Qur’an yang digunakan untuk mengistilahkan malam peringatan di turunkannya al-Qur’an ini. Dalam al-Qur’an sendiri, ada 3 penggunaan lafadz Nuzulul Qur’an, yaitu:
- إنزال : Inzalul Qur’an
- Q.S. ad-Dukhan ayat 3:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Artinya: “Sesungguhnya kami menurunkannya (al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
- Q.S. al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Artinya: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an.
- Q.S. al-Qadr ayat 1:
إنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Sesungguhnya telah kami menurunkannya (al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadr.”
- تنزيل : Tanzilul Qur’an
- Q.S. al-Furqan ayat 33:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً
Artinya: “Berkatalah orang-orang kafir:’Mengapa al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”
- Q.S. al-Waqi’ah ayat 80:
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “ Yang Diturunkan (al-Qur’an itu) dari Tuhan Semesta Alam.”
- نزول : Nuzulul Qur’an
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ
Artinya: “Dan Kami turunkan (al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan al-Qur;an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran.”
Jika merujuk pada ayat-ayat di atas maka penggunaan yang tepat adalah lafadz ‘Inzalul Qur’an’ karena lebih banyak digunakan. Tetapi kata Inzal dalam ilmu Fiqh sering pula diartikan sebagai ‘Inzalul Mani’ (Keluar Mani) sehingga Ulama Nusantara lebih memilih lafadz Nuzul (Nuzulul Qur’an) dalam ungkapan-ungkapan yang kemudian dijadikan nama hari peringatan di kalangan masyarakat. Namun pada dasarnya, ketiga lafal tersebut boleh digunakan yaitu, Inzalul Qur’an, Tanzilul Qur’an, Nuzulul Qur’an.
Lalu, bagaimana proses diturunkannya Al-Qur’an? Mari kita simak penjelasan berikut:
Al-Qur’an diturunkan dengan dua fase: Pertama, al-Qur’an diturunkan secara utuh dari Lauhul Mahfudz ke Bait Al-‘Izzah. Di fase ini, al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan yang bertepatan malam Lailatul Qadr, sebagaimana yang termaktub dalam ayat-ayat berikut:
١. شهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰت مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
٢. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Fase yang kedua, al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Pada fase ini al-Qur’an diturunkan secara berangsur selama kurang lebih 23 tahun dengan menyesuaikan konteks pada peristiwa itu (Al-Waqoi’ & Al-Ahdats).
نزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ • عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ • بِلِسَانٍ عَرَبِيّ مُّبِين
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud ‘Nuzulul Qur’an’ adalah turunnya al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke Bait al-‘Izzah yang bertepatan pada malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhan sehingga bisa dipahami pula bahwa malam Lailatul Qadr sudah dimulai sejak malam 17 Ramadhan atau malam Nuzulul Qur’an.