Pendidikan merupakan aktivitas manusia dalam mengembangkan dirinya dengan cara selalu menggali lebih dalam potensi yang dimiliki untuk mendapatkan ilmu pengetahun baru. Salah satu langkah untuk mengukur perkembangan tersebut diantaranya adalah mengikuti tahap ujian semester yang merupakan bentuk evaluasi pembelajaran kedepan sabagai tolak ukur pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Ujian semester bukan hanya bentuk formalitas semata, ini merupakan bentuk evaluasi dalam pembelajaran kedepan. Seperti halnya yang dilakukan Divisi Pendidikan Pondok Kebon Jambu Al-Islamy pada tanggal 9 – 13 September 2023 yang memfasilitasi santri untuk mengikuti ujian semester ganjil. Melalui proses pendisiplinan dalam belajar yang dilakukan setiap harinya, para santri selama satu semester menghafal, mengkaji, memahami dan bermusyawarah disetiap kegiatan yang sudah ditentukan secara terjadwal oleh Divisi Pendidikan.
Baca Juga :
DI MANA HILANGNYA BENDERA USANG DESA KAMI?
Ujian yang diadakan pada semester ganjil meliputi tes lisan, baca kitab, tes tulis & hafalan yang disesuaikan dengan tingkatannya masing-masing. Dalam ujian ini, ada beberapa tingkatan yang mengikuti proses ujian dari mulai tingkat SP (Santri Pemula) sampai tingkat 6. Tim penguji meliputi dari pengajar masing-masing tingkatan dan pengasuh. Ujian pun dilaksanakan selepas shalat isya berjamaah yang ditempatkan sesuai denah yang telah ditentukan oleh Divisi Pendidikan.
Para santri tentunya sibuk dengan persiapan untuk ujian, mereka mutholaah (membaca kembali) pelajaran yang sudah dikaji atau dihafalkan sebelumnya, seperti tes hafalan masing-masing tingkatan yang menghafalkan target setorannya telah ditentukan lalu dites oleh penguji dengan satu persatu tanpa melihat kitab. Ada juga tes lisan, santri dites oleh penguji dengan bertanya langsung kepada santri, contohnya seputar pertanyaan nahwu shorof dan harus dijawab seketika itu juga. Selanjutnya tes tulis, sistemnya santri diberi soal dalam bentuk kertas lalu diisi di lembaran tersebut dan dipantau oleh pengawas supaya kondusif dan tidak ada yang menyontek. Untuk tes kitab, santri diberi kitab tanpa harakat yang dalam istilah pesantren sering disebut “kitab gundul”, lalu santri membaca dan menerjemahkan apa yang dibacanya kepada penguji. Ini menjadi cerminan bentuk dari hasil keseriusan santri dalam mengikuti pembelajaran sebelumnya.
Akhir dari proses ujian, para santri mendapatkan rekap nilai dari ujian yang dilaksanakan dan yang mendapatkan nilai bagus akan mendapatkan hadiah dari Divisi Pendidikan. Hal ini merupakan ajang berlomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot), supaya santri lebih semangat dalam pengajian serta dapat mengispirasi para santri untuk belajar lebih giat lagi. Tak dapat kita pungkiri terkadang kita merasa jenuh ketika tengah menjalani pembelajaran.
Melihat proses pembelajaran yang sudah terlaksana dengan adanya nilai ukur dari hasil ujian semester ini seharusnya menjadi evaluasi pembelajaran kembali ketika ada yang kurang maksimal dalam proses pembelajaran maupun saat ujian, sehingga ketika ujian semester selanjutnya dapat mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran.